Jumat, 25 Januari 2013

Sosialisasi Kurikulum 2013 (Penjelasan Nasib Guru TIK)

Sebanyak 300 orang dari satuan pendidikan di Kabupaten Gresik memadati Auditorium Pusat Penelitian Semen, Gresik, Jawa Timur, untuk mengikuti sosialisasi kurikulum 2013, Sabtu (19/01). Sosialisasi ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, didampingi oleh Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Sutjipto dan Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Ramon Mohandas, Direktur Kelembagaan Pendidikan Tinggi Ahmad Jazidie, Rektor ITS Triyogi, dan Kepala LPMP Jawa Timur Salamun.
Mengawali sosialisasi tersebut, Mendikbud menjelaskan beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pengembangan kurikulum. Lonjakan penduduk usia produktif di Indonesia pada 2010-2035, merupakan momentum yang tepat untuk membangun sumber daya manusia yang kompeten. Seiring dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kebutuhan zaman mendorong kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten sesuai zamannya. Untuk itu dibutuhkan fondasi yang kuat yang berakar kepada kualitas pribadi penduduknya. Fondasi yang dimaksud adalah fondasi keilmuan dan sikap. Dari sisi keilmuan, dengan kurikulum 2013 ini, siswa akan diajak untuk observasi, bertanya, nalar, dan membangun jejaring. "Kalau sudah kuat (pribadinya), mau dibentuk apa saja mereka sudah siap," kata Mendikbud. 
Dari sisi sikap, yang paling penting adalah menanamkan kejujuran. Karena akar penyakit sosial adalah ketidakjujuran, dan awal dari kesuksesan adalah kejujuran. Setelah mendengarkan paparan Mendikbud, peserta dengan antusias menanyakan beberapa hal yang masih belum dipahami. Seperti misalnya bagaimana nasib guru TIK yang mata pelajarannya ditiadakan dalam kurikulum 2013, dan bagaimana efek terhadap pengurangan jam mengajar guru SMA? Mendikbud menjawab,
untuk guru TIK, mereka merupakan lulusan yang berlatar belakang tidak murni TIK. Mereka bisa memilih menjadi guru sesuai latar belakang pendidikan mereka. Sedangkan untuk jam mengajar yang berjumlah 24 jam tatap muka, kemungkinan akan berubah.  Rumusnya, penilaian yang dilakukan adalah kombinasi dari penilaian proses dan output. "Capaian yang diperoleh anak menjadi portofolio sang guru," kata Menteri Nuh.
Mendikbud menambahkan, guru yang sudah memperoleh sertifikasi tidak akan dihapus tunjangannya. Akan tetapi jam mengajarnya disesuaikan dengan kebutuhan, dan diperoleh dari mata pelajaran mayor dan ada mata pelajaran minor. Dalam kurikulum 2013 ini, guru tidak lagi disibukkan dengan tugas-tugas membuat silabus mata pelajaran. Tugas guru adalah benar-benar mendidik siswanya agar kreatif dan inovatif dengan buku panduan yang disiapkan oleh pemerintah. Dalam buku tersebut juga disiapkan materi ajar yang memperkuat ikatan emosional antara guru dan siswa. "Guru tidak hanya menyelesaikan menyampaikan materi saja, tapi ada personal attachmentnya," kata Menteri Nuh.
Secara keseluruhan, peserta yang hadir dalam sosialisasi ini menyambut baik adanya kurikulum 2013. Berbagai hal yang sempat membuat bingung karena informasi yang mereka dapat belum lengkap selama ini, telah terjawab. Dan akhirnya Mendikbud berpesan kepada para guru dan kepala sekolah di Gresik, agar mengutamakan keutuhan informasi dalam setiap hal, dan guru sebagai pendidik agar tidak terjebak dalam transaksi profesi. "Guru itu bukan profesi biasa, jadi jangan sampai terjebak dalam transaksi profesi," tandasnya. 

dikutip dari : 

12 komentar:

  1. Masih belum sreg nih.
    Mohon dengan hormat kepada bapak Mendiknas kalau bisa disosialisasikan tentang ini ke berbagai daerah di Indonesia agar kami para guru TIK tidak lagi bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Permisi
      Melalui blog ini, dari sudut pandang saya TIK itu tidak dihapus. Mari kita lihat kedepan pemanfaatan TIK untuk pendidikan masa depan http://pcahyono.blogspot.com/2013_02_01_archive.html

      Hapus
    2. Setuju P.Cahyo,, betul TIK tidak akan di hapus tapi di itegrasikan ke setiap MAPEL.. tapi yang di hapus adalah MAPEL TIK nya.. jadi siswa tidak mempunyai keterampilan komputer

      Hapus
    3. Dalam hal ini saya tidak bermaksud lain. Ini harus jadi evaluasi semua tanpa kecuali, apa yang sudah diberikan kepada peserta didik. Dukung usaha OmJay bersama Pak Ono dari ITB yang sedang berjuang...

      Hapus
  2. Masih belum jelas benar ni gan. menurut Mentri Pendidikan Moh Nuh, bahwa setiaf guru yang sudah memperoleh sertifikasi tidak akan dihapus tunjangannya. apakah itu berlaku bagi Guru TIK yang sudah memperoleh sertifikasi? mohon jawabannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut informasi yang saya dapat bahwa untuk tunjangan guru TIK yang sudah bersertifikat tunjangannya tidak akan di hapus.. jika di berlakukan pada Juli 2013 maka yang kena hanya kelas 7 (SMP) dan kelas 10 (SMA).. Jadi Untuk 2 tahun sampai 2015 Mapel TIK masih ada.. Untuk selanjutnya guru TIK bisa mengambil MAPEL Apa Saja yang memungkinkan.. Tapi denger2 Guru TIK akan mengambil MAPEL PRAKARYA..

      Hapus
  3. Sepengetahuan saya kalau mapelnya dihapus otomatis tidak ada jam pelajaran TIK. misalnya mengajar mapel lain apa diakui sesuai dengan bagraund guru yang murni lulusan informatika, coba mata pelajaran apa nanti yang kita ajar...gan masak PPKN,,,

    BalasHapus
  4. Kalau kita renungkan Kurikulum 2013 belum tentu berhasil, bahkan jauh dari berhasil, tapi kenapa harus mengkorbankan MAPEl TIK yang sudah terlihat hasilnya....

    BalasHapus
  5. Kejelasan nasib guru TIK pada kurikulum 2013 tidak jelas alias kabur. Pemerintah masih gantung nasib kita. Tahun depan alokasi jam TIK sedikit apalagi 2 tahun kemudian. akan terjadi perampasan jam mengajar. Setelah itu ngapaian ...?
    To yang buat kurikulum yang jelas sedikit alias clear, jangan setengah-tengah begini jadinya. Guru TIK kok jadi kelinci percobaan.

    BalasHapus
  6. Semprul bener tuh politik..... mari pada mabok aja lah !!!

    BalasHapus
  7. banyak orang tua siswa menyayangkan kenapa TIK tidak ada, bagi masyarakat di wilayah kami TIK sangat istimewa,dan merasa sangat senang apabila anak2 mereka mahir di bidang itu. dengan adanya mapel TIK di sekolah anak bisa belajar IT dengan bimbingan guru yang ahli dibidangnya, anak juga akan mengeri UU IT dll, juga tahu bagaimana memanfaatkan TIK dengan benar tidak asal asalan

    BalasHapus
  8. jadi disini semua butuh mapel TIK, siswa, orang tua, begitu juga guru TIK

    BalasHapus